Jumat, 05 Agustus 2016

CELOTEH ANAK - Kambing Hitam

CELOTEH ANAK 

Kambing Hitam

Siang menjelang sore, hujan lebat, geluduk bergemuruh disertai kilat, angin bertiup kencang. 
Ibu membaca buku di saung halaman belakang rumah, sambil menikmati alunan nada alam yang dicipta oleh hujan.
Samar terdengar suara teriakan.

"Ibu...!"

Ibu menoleh ke arah suara, memfokuskan pendengaran.

"Ibu...!"

Ternyata suara itu datang dari kamar Kinanti. Ibu segera bangkit, jalan bergegas menghampiri Kinanti yang sedang tidur siang. Membuka pintu kamar, terlihat Kinanti duduk di sudut kasur.

"Bocor, Bu...!" Kinanti menunjuk ke arah kasur yang basah.

"Hadduuuhhh... baru dibetulin gentengnya, kok bocor lagi!" Ibu berlari ke dapur mengambil baskom dan lap. Kembali ke kamar memasang baskom dan lap di atas kasur. Ibu mengendus, tercium aroma tidak sedap. Melihat atap kamar, kering, tidak tampak tetesan air. Melihat ke arah Kinanti yang dari tadi duduk memperhatikannya.

"Hhmmm... coba sini, Kinan." Pinta ibu.

Kinanti bergeser mendekati ibu.
Ibu meraba celana dan baju Kinanti, menciumnya.

"Kinan ngompol, ya?" tanya ibu sambil tertawa kecil.

"Ga tahu...." Kinanti dengan wajah polosnya.

"Ohh... iya, tidak apa-apa, ayo buka bajunya, biar mandi sekalian." Ibu membuka baju Kinanti, menggendongnya ke kamar mandi sambil menahan tawa, sebab khawatir Kinanti malu jika ditertawakan.
***

Cerita ini memberi gambaran, bahwa banyak orang yang sering mencari Kambing Hitam, atau melimpahkan kesalahan yang diperbuatnya pada pihak lain, secara sadar atau pun tidak. Apalagi pihak tersebut sudah memiliki banyak catatan kesalahan, maka tuduhan langsung diberikan.

Hindari prasangka, analisa data dengan saksama, maka akan tampak yang sebenarnya.
Julianti, Ciputat, 03072016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar