Jumat, 01 Juli 2016

CELOTEH ANAK

Ciputat, 02 Juli 2016

Kata Pengantar

Anak-anak merupakan cermin bagi orang tua. Perilaku apa adanya, jujur, lugas, itulah anak-anak. Kadang kita juga sebagai orang tua lupa bahwa dulu pernah menjadi anak-anak, maka sering memaksakan, menuntut anaknya untuk selalu mengikuti kehendak orang tua.
Sebagai ibu, saya sering memperhatikan tingkah, prilaku, percakapan anak. Lucu, kadang juga membuat terharu. Dan ternyata di balik kepolosannya banyak yang dapat diambil sebagai pelajaran bagi orang tua atau siapa pun yang mau.
Julianti, 02072016, 05.42


CELOTEH ANAK

Cerita tentang anak-anak memang sering membuat kita tersenyum, apalagi anak-anak kita sendiri yang kadang sampai tidak percaya, "Kok bisa mereka seperti itu." Rasa heran, haru, kagum, hingga menimbulkan perasaan tersendiri tatkala mengamati.

Ada cerita dari Alecia dan Kinanti:

Alecia tersiram air panas saat terapi menghirup uap bawang putih. Kulit dadanya merah, melepuh. Ia pun mengaduh, "Aaawww..... sakit..... perih....Ibu.... tolong.....!" Aku panik, kuambil minyak kelapa murni, kusiramkan pada lukanya. Ia masih mengaduh, "Aduuuh..... Ya Allah tolong ...... sembuhkan aku.....!"
Tidak kuasa menahan derai air mata, mendengar seorang anak usia lima tahun memohon pertolongan pada Tuhannya. Segera akubawa ia ke Rumah Sakit, sepanjang perjalanan, mulut mungil itu tidak berhenti mengaduh dan menyebut-nyebut nama-Nya.
Sampai di UGD, dokter dan paramedis memberikan perawatan dengan baiķ. Luka-luka tadi terbungkus perban putih. Selesai pengobatan, dokter memperbolehkan kami pulang, memberi arahan untuk melanjutkan perawatan di rumah, dan kami debekali aneka obat.

Keesokan harinya, tiba saat untuk mengganti perban. Kubuka satu persatu perekat perban. "Aaawww....!" Alecia teriak.
Kinanti, usia tiga setengah tahun, adik Alecia , datang menghampiri, dan menyodorkan tangannya, "Cia, Cia, ini tangan kinan pegang, deh!  Nah, terus bayangkan... cia itu sekarang udah sembuh, lalu bilang!"
Alecia mempraktikkan perkataan adiknya,  ia pegang tangan Kinanti, dan mulutnya berucap, "Aku sembuh.....Aku sembuh..... Aku sudah sembuh!" Sambil tertawa kecil.
Kinanti senang, ikut tertawa.
Aku pun tertawa heran, kenapa anak bocah, tiga setengah tahun sudah mempraktikkan teknik NLP (Neuro linguistic Programming) Teknik mengubah pola pikir untuk mengurangi rasa sakit yang diderita kakaknya.
Aku pun bertanya, "Kinan, belajar dari mana itu?"
"Ga tahu." Kinanti sambil cengar cengir, memperhatikanku mengobati luka Alecia.

Begitulah, anak-anak, dengan pikirannya yang sederhana, dapat memberikan hal yang luar biasa, bila kita mau mengamatinya.
Julianti, Ciputat, 15 Àgustus 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar